Senin, 05 Mei 2014

Kekurangan Bukan Halangan untuk Membahagiakan Bunda..


Kriiingggg~
Suara jam beker yang di pasang Bunda pagi itu berdering kencang dan mengganggu tidur nyenyak bersama mimpi indah ku..
Kadang kala, aku lebih senang tidur karena saat aku bermimpi seakan hidup ini terserah apa yang ingin aku lakukan . Tapi itu hanyalah mimpi dan aku sadar bahwa aku di besarkan bukan hanya untuk bermimpi tapi juga meraihnya .
Perkenalkan namaku Andrew, nama panjang ku Andrew Flatesta aku di besarkan oleh seorang wanita cantik yang biasa aku sebut dengan panggilan Bunda . Aku layaknya Pria remaja yang Lumayan Tampan, dengan rambut coklat dan kulit putih serta badan yang sangat baik menurutku.
Ayahku? Ayahku sudah pergi bersama wanita malam yang sudah meracuni otaknya dan membiarkan aku bersama bunda hidup sebatang kara dan harus bersusah payah untuk mencari sesuap nasi untukku dan dia di setiap hari. Tapi dari sanalah aku belajar tentang berapa berartinya sebuah cinta dan betapa berartinya seorang ibu yang menurutku satu-satunya orang yang mencintaiku saat ini dan selamanya.
Aku di lahirkan tidak sempurna.. ehemm.. maksudku aku terlahir Cacat. Jadi begini.. semua organ tubuhku lengkap namun indra pendengaran dan pengecapku sedikit terganggu . berawal saat aku berumur 5 tahun. Di saat itulah aku merasakan suatu keganjalan terjadi . Setelah aku pulang bermain dengan teman-temanku, badan ku panas tinggi dan aku sulit untuk berdiri. Seluruh badanku lemas dan tidak dapat bergerak. Bahkan bernafaspun aku merasa kesulitan. Aku berfikir... mungkin aku ingin meninggal dan pergi meninggalkan semuanya tanpa memberikan yang terbaik untuk Bunda. Tapi aku salah! Aku sangat bodoh jika itu benar terjadi! Aku hanya menyusahkan Bunda! Karna aku tau bagaimana perjuangan Bunda membesarkan aku hingga aku berada di sini. Aku harus berjuang! Aku harus bisa melawan penyakitku dan aku harus bergerak agar tetap bertahan hidup! Itu tekad yang aku miliki saat penyakit itu menyerang tubuhku yang mungil saat itu .
Aku sedih.. sangat sedih.. karna saat itu aku sulit bicara.. padahal sebelum aku sakit aku sangat cerewet dan rewel! Kelincahanku yang membuat Bunda tersenyum.. namun semuanya usai sekarang.. aku tidak bisa membuat bunda tersenyum lagi... karna penyakit aneh yang membuatku tidak dapat bicara lagi.. maafkan aku Bunda..
Aku malu Bunda.. sangat malu.. ketika teman-temanku banyak ingin tau dan bertanya pada ayah mereka tentang sesuatu “ayah..? mobil apa yang lewat tadi..?” “ ayah? Itu apaa?” ‘ayah.. dia sedang apa? Ini apa ayah..?” begitu bisingnya ketika semua pertanyaan terlontar untuk seorang ayahnya. Sedangkan aku? Aku tidak bisa bicara bahkan aku tidak punya ayah!  Begitu hinakahnya aku? Begitu marahkahnya tuhan kepadaku dan ayahku? Tapi tuhan.. ini tidak adil.. Sangat tidak adil..  ini kesalahan ayah! Tapi kenapa aku yang engkau korbankan tuhan? Begitu jahatkah dirimu memberikan cobaan yang berat pada anak kecil seperti aku yang tidak tau apa-apa? Aku ingin seperti mereka yang hidup normal dan aku ingin melihat senyum Bunda kembali menertawakan kejadian lucu yang aku buat di masa kecil ku! Ayah yang menghancurkan semuanya!! Karna ayah aku begini! Aku benci ayah selamanya!
Tapi semuanya percuma..
Jika aku membenci ayah apa ayah akan merasakan hal yang sama seperti ku? Apa ayah akan gagu dan akan tuli? Tidak...
Jadi untuk apa aku membenci ayah? Aku tidak membenci ayah lagi kok yah.. sekarang aku sudah besar dan bisa berfikir dewasa kalau ayah dan Bunda memang tidak bisa bersatu.. karna ayah orang jahat sedangkan Bunda adalah ibu peri titisan tuhan untukku..
Aku percaya tuhan menyayangiku karna tuhan memberikan aku kesempatan untuk hidup dan memberikan yang terbaik untuk bunda...
Sekarang aku bersekolah di SLB Tuna Harapan 1 . Bunda yang selalu mengantarku ke sekolah dan Bunda juga yang selalu menyiapkan aku makan siang untuk ku di sekolah ... dengan harapan yang berlimpah dan kembali ke tekad awalku untuk membahagiakan Bunda aku sangat bekerja keras untuk mendapat nilai sempurna .. Karna kepandaianku hingga akhirnya sekolah itu menyarankan Bunda agar memindahkanku ke sekolah Umum seperti anak-anak lainnya. Awalnya aku senang .. Sangat senang karna aku bisa menyamakan kedudukan Cacatku ini bersama orang yang normal pada umumnya. Dan aku berimajinasi memiliki teman yang banyak dan normal. Merangkulku dan tertawa bersama di kantin sekolah.
Bunda berfikir dua kali untuk tawaran itu.. aku bingung.. kenapa? Seandainya aku bisa biacara aku ingin mengatakan “Ayo buun... aku ingin kesana.. bersama teman-teman baru yang normal.. memiliki banyak teman dan bisa belajar seperti layaknya anak jaman sekarang.... aku tidak ingin disini.. aku bosan.. Bunda harus percaya bahwa aku bisa bun...”
Aku selalu berusaha memberikan isyarat pada Bunda bahwa aku bisa masuk sekolah umum dan akhirnya Bunda menyetujuinya..
Hari pertama masuk sekolah baru.. rasanya seperti ingin pergi ke pulau yang belum pernah kita duduki.. tidak tau seperti apa dan siapa penghuni pulau itu sebenarnya..
Hari pertama aku masuk dan duduk di bangku yang tersisa di kelas itu.. tidak lama guru pun masuk dan memberikan salam seperti layaknya guru pada umumnya. Tanpa isyarat tangan seperti di sekolah lamaku.. ini bagus.. ini hebaat.. ini tidak seperti sekolah lamaku.. aku bahagia di sini Bunda..
Guru cantik itupun kemudian berbicara dan sepertinya sadar akan kedatangan murid baru kemudian ia memanggilku . Aku maju kedepan dengan percaya diri yang kuat. Kemudian guru itu menyuruhku untuk memperkenalkan diri di depan kelas..
Aku takut.. sepertinya guru itu sengaja ingin mempermalukan dan menghilangkan kebahagiaanku .. Aku diam dan gugup.. dari luar terdengar ketukan pintu dan ternyata itu adalah Bunda. Bunda memperhatikanku sejak tadi. Ternyata ini yang Bunda takutkan.. Bunda takut banyak yang tidak siap menerima kedatanganku .. walau sebenarnya aku yang sangat siap untuk menerima semuanya..
Hari itu aku berjalan seperti biasa.. belajar dan aku bisa mengikuti pelajarannya dengan baik. Belum ada teman baru dan belum ada yang mendekati ku. Mungkin esok, Lusa atau minggu depan aku akan medapatkan banyak teman dan tertawa bersama di kantin sekolah . itu yang aku impikan dan itu yang aku inginkan. Tidak ada perbedaan antara orang Cacat dan Manusia Normal pada umumnya J semua adalah satu.. semua ciptaan tuhan dan akan kembali kepadanya...
Beberapa rekan pria datang menghampiriku , mengajak aku bicara namun aku tidak bisa menjawabnya. Mereka fikir aku orang sombong. Jadi aku pilih untuk mebawa buku catatan kecil agar aku dapat berinteraksi dengan mereka. Sebagian besar orang yang sudah mengetahui bahwa aku Bisu perlahan menjauh dariku dan hingga aku benar-benar merasa sendiri. Benar kata Bunda.. aku memang berbeda.. dan perbedaan memang tidak bisa di satukan.. itulah hukum alam. Seperti air yang tidak dapat bersatu dengan minyak. Mereka berbeda dan mereka selalu berpisah dan di kucilkan. Sama halnya denganku. Berpisah, sendiri dan di kucilkan dimanapun aku berada...
Beruntungnya aku memiliki bakat yang terpendam. Yaps... aku sangat suka berolah raga apalagi berenang. saat aku melihat air atau kolam renang rasanya ingin langsung terjun dan memasang stopwatch karna aku sangat suka berenang cepat.
Sekolah umum yang aku duduki sekarang memang sekolah swasta dan terakreditasi sangat bagus dan elit . jadi... disana memang ada kolam renang yang di gunakan untuk warga sekolah dalam pengambilan nilai serta latihan olah raga atau perlombaan .
Suatu hari aku sedang berenang sendiri melepaskan penat dan beban fikiranku.. aku berenang tanpa kenal lelah untuk melatih ototku agar bisa berenang lebih jauh dan cepat. Tiba-tiba ada seorang perempuan menggunakan seragam kelas 3 datang menghampiriku dan menanyakan namaku. Aku sontak hanya bisa terdiam dan segera mengambil buku catatan kecil dan memberitahu dia bahwa aku tidak dapat bicara . namanya perempuan cantik itu Shella, dengan wajah putih, dagu yang sedikit panjang dan rambut yang terurai rapih dan lurus. Dia terllihat sangat cantik dan mempesona. Yang aku bangga dia tidak menjauhi ku! bahkan dia bertanya sejak kapan aku tidak dapat bicara dan kesulitan mendengar? Aku menceritakan semua padanya .
Persahabatan mulai terbentuk. Dia memang kakak kelasku tapi kami selalu bersama. Ke kantin, berenang dan mengobrol dengan asik dan tertawa..
Aku bahagia memilikinya karna dia yang mewujudkan mimpiku. Ingin mempunyai teman yang normal dan tertawa bersama di kantin. Dia memberikan segalanya yang aku inginkan di sekolah itu. Saat aku dan dia sedang berenang guru olah raga ternyata berada di sana dan memperhatikan aktivitas kami sedari tadi. Dia memanggil kami dan menanyakan nama kami. Memang agak sulit menghafal beribu siswa yang belajar di sekolah ini. Jadi wajar saja jika dia tidak tau nama atau bahkan tidak mengenal wajahku. Apalagi... aku memang Siswa baru.
Aku memberitahu nama dan kelasku. Kemudian aku diperintahkan berenang dari ujung ke ujung dengan catatan waktu 7 menit . Aku di tantang dan jika aku berhasil aku akan di ikutkan lomba tingkat provinsi di Jogja .. aku senang dan aku sangat bersemangat. Aku yakin aku dapat melakukannya.. begitu bersemangat dan aku percaya, aku sudah sering latihan dan ternyata itu benar...
Aku bisa... guru itu bangga dan aku juga ikut bangga. Sudah tersusun angan-angan dan semangatku yang begitu menggebar-gebar karna aku ingin memberikan yang terbaik untuk Bunda.
Hari H-pun datang, dengan semangat dan latihan yang cukup aku sudah berada di Jogja, berada di depan medan tempur dan bersiap bertanding melawan 24 peserta dari provinsi yang berbeda-beda..
Aku siap dan aku ingin memberikan hadiah ini kepada Bunda.. aku akan membawakan sebuah piala untuk Bunda dan aku akan menujukan kepada semuanya bahwa aku memiliki kemapuan. Aku bisa dan aku akan berhasil. Siapa yang ingin melihat kemenanganku? Hadiah ini juga aku persembahkan untuk sahabatku yang selalu menemaniku berenang hampir setiap hari di sekolah.. kak Shella , ini hadiah untuk mu karna kamu penyemangat dan tiang agar aku tetap kuat dan bertahan bersekolah disana. Karna kamu yang mewujudkan impianku yang terbesar dan karna kamu aku berada disini. Karna kamu yang menerima keadaanku tanpa kenal kata malu.. dengan kekuranganku kamu tidak menjauhiku.. bahkan kaka mau menjadi sahabat baruku...
Pertandingan di mulai...
Wasit sudah meniupkan pluit pertama dan itu tandanya aku harus bersiap-siap.
Peluit ke dua untuk segera melompat ke air dan peluit ke tiga segera di bunyikan. kemudian.. Pritttttt~....
Keadaan menegang Aku hanya bisa berenang.. berenang sekuat tenaga.. menghayal bahwa aku adalah manusia air dan sebuah piala besar sudah berada di ujung sana ..
Yang terlintas di fikiran saat aku berenang adalah bunda.. jika aku dapat bicara di dalam air aku ingin teriak “LIHAT AKU BUNDA... AKU ANAK BUNDA YANG AKAN MEMBANGGAKAN BUNDA.. AKU AKAN MEMBERIKAN PIALA ITU UNTUK BUNDA...TUNGGU AKU DI UJUNG SANA BUNDA... AKU MENCINTAI BUNDA.. BERJUANG UNTUK BUNDA!!”
Hanya berenang sekuat tenaga yang dapat aku lakukan sekarang..
Alhasil... aku sampai dan melihat ke atas permukaan siapakah yang menang? Menegangkan.. Sangat takut, hingga akhirnya Tanganku di angkat oleh guru olahragaku dan ternyata semua benar.... aku yang memenangkan perlombaan itu.. begitu bangganya aku dan berbinar seluruh mata yang mengantarku hingga aku berada di sini dan menerima kemenangan ini... aku yang menerima piala besar itu dan aku yang akan membuat Bunda bangga dan senyum lagi akibat ulahku saat ini.. seperti waktu aku kecil, ibu selalu tertawa karna ulah lucu yang aku buat... sekarang aku melihat senyum itu kembali, kembali keluar dan sangat indah dari raut wajah Bunda...
Aku naik keatas panggung karna gelarku yang menjadi pemenang juara 1.
Juara 3 dan 2 sudah mengucapkan trimakasih dengan sedikit pidato. Sedangkan aku hanya bermodalkan sepucuk kertas dan pulpen dan menulis sebuah kalimat karna kekurangan yang aku punya. Setelah pembawa acara menyebutkan namaku, aku naik keatas panggung. Diam dan kemudian menulis dengan tenang. Keadaan menjadi hening saat aku menulis. Kemudian aku memberitahu apa yang sedang aku tulis dengan membalikkan Kertas tersebut.. dengan yang tertulis ...
“TERIMAKASIH BUNDA KARNA KAU SUDAH MELAHIRKANKU... INI HADIAH UNTUKMU.. KARNA AKU MENCINTAIMU ...”
Saat Bunda membaca kertas itu air matanya tidak kuasa jatuh di atas pipinya dan aku sesegera mungkin lari dan memeluk bunda dengan sangat erat. Amat sangat erat sehingga aku merasakan betapa hangatnya tubuh bunda... Semua bertepuk tangan tersentuh melihat kebahagiaan aku dan bunda, begitupun kak Shella yang saat itu langsung ikut bergabung dan memelukku dan bunda menjadi 1 hingga lebih erat lagi..
LIHATLAH BUNDA.. DI BALIK KEKURANGANKU AKU MASIH BISA MEMBANGGAKANMU.. LOVEYOUMORE....
Hanya ini yang bisa aku berikan kepada bunda, di balik sebuah kekuranganku. Aku bisa mewujudkan cita-citaku selama ini . aku bisa membuat bunda tersenyum kembali dengan ulahku .. Senyum Bunda yang sudah lama hilang saat penyakit ini menyerangku.. Aku mengembalikannya... Aku bisa membuat bunda tersenyum kembali ..
Setelah perlombaan itu banyak yang mendonorkan sedikit Rezekinya untukku, untuk mengobati penyakitku dan membuat aku bisa bicara dan mendengar dengan baik. Aku bahagia dengan hidupku saat ini. Aku bangga dengan Bunda. Karna aku percaya Tuhan itu Maha Adil. Saat kita merasa berada di bawah. Tidak selamanya akan terus berada di bawah. Karna Saat ini aku merasakan kemenangan bersama Bundaku Tercinta... hanya berdua , tanpa ayah yang sekarang entah dimana.. aku mencintai Bunda.. menggantikan Cinta ayah kepada bunda... akulah yang akan selalu mencintai Bunda Selamanya... Selamanya... Bersama Senyum Bunda yang Indah... Love You More Bunda...
Karangan : Rizky Dewinda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar